Kamis, 23 Januari 2014

Haji Mabrur



Proses pelaksanaan Ibadah Haji sudah selesai, sebentar lagi  para tamu Allah yang bergelar Haji & Hajjah  segera tiba di kampung halaman berkumpul kembali dengan keluarga dan sosial masyarakat. Ada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang di masyarakat dalam setiap denyut kehidupan bagi mereka yang tidak dapat/belum mampu berangkat ke tanah suci. Artikulasi/ nilai-nilai  tadi kontras dengan kecenderungan peremehan atas realitas kemiskinan yang ada disekeliling kita.
Ada cerita sufi menarik yang di introdusir oleh Cak Nur berkaitan dengan haji mabrur. Lanjut Cak Nur, Ada sepasang suami istri yang dikenal sangat taat beribadah dan mempunyai cukup bekal untuk melakukan ibadah haji. Hanya karena kebiasaan dia menolong sesama kaum yang lemah (mustadh’afin),  ketika bertemu dengan orang yang kelaparan maka diberikanlah bekal yang seadanya tadi dan setelah itu pulang kembali ke kampungnya.
                Sesampainya di rumah keduanya dikejutkan oleh orang berjubah putih  ‘’menurut riwat mereka itu adalah malaikat’’ yang langsung menyalaminya.dengan kaget mereka berkata “kami tidak jadi Hajinya”. Penyambut tadi menjawab, ”kalian sudah menjadi  Haji mabrur, karena tadi telah menyantuni orang meski tidak berangkat ke Tanah Suci”.

                Dalam kontek ini, mengajak kita sadar akan pesan suatu ibadah dan tidak terjebak pada formalitasnya semata. Dengan pengalaman semua nilai nilai luhur ibadah haji, yakni kemanusiaan universal, nestapa kemanusiaan yang melilit negeri ini mungkin dapat diselesaikan. Salah satu sebab terjadinya kemiskinan adalah kurangnya penghayatan dimensi sosial ibadah karena kekeliruan cara pandang kita. Tanpa perubahan cara pandang keberagaman, pengentasan kemiskinan jauh panggang daripada api.
                Dimensi sosial haji mabrur semestinya dapat menjinakkan ego pribadi yang terlalau mencintai hartanya dibandingkan penghormatan kepada kemanusiaan universal yang menjadi inti dari ibadah haji,  dan itu harus diamalkan oleh orang yang akan dan telah melakukan ibadah haji .
Yang terakhir, Janganlah berkecil hati untuk mencapai derajat haji mabrur, meskipun belum mampu menunaikan ibadah haji.    Wa allah a’lam bishshawab. (dwi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar