Proses pelaksanaan Ibadah Haji sudah
selesai, sebentar lagi para tamu Allah
yang bergelar Haji & Hajjah segera
tiba di kampung halaman berkumpul kembali dengan keluarga dan sosial masyarakat. Ada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang di
masyarakat dalam setiap denyut kehidupan bagi mereka yang tidak dapat/belum
mampu berangkat ke tanah suci. Artikulasi/ nilai-nilai tadi
kontras dengan kecenderungan peremehan atas realitas kemiskinan yang ada
disekeliling kita.
Ada cerita sufi menarik yang di introdusir
oleh Cak Nur berkaitan dengan haji mabrur. Lanjut Cak Nur, Ada sepasang suami istri yang dikenal sangat taat
beribadah dan mempunyai cukup bekal untuk melakukan ibadah haji. Hanya karena kebiasaan dia menolong sesama kaum yang lemah
(mustadh’afin), ketika bertemu dengan orang yang kelaparan maka diberikanlah bekal
yang seadanya tadi dan setelah itu pulang kembali ke kampungnya.
Sesampainya di rumah keduanya
dikejutkan oleh orang berjubah putih
‘’menurut riwat mereka itu adalah malaikat’’ yang langsung
menyalaminya.dengan kaget mereka berkata “kami tidak jadi Hajinya”. Penyambut tadi menjawab, ”kalian sudah menjadi Haji mabrur, karena
tadi telah menyantuni orang meski tidak berangkat ke Tanah Suci”.
Dalam
kontek ini, mengajak kita sadar akan pesan suatu ibadah dan tidak terjebak pada
formalitasnya semata. Dengan pengalaman semua nilai nilai luhur ibadah haji, yakni
kemanusiaan universal, nestapa kemanusiaan yang melilit negeri ini mungkin dapat diselesaikan. Salah satu sebab
terjadinya kemiskinan adalah kurangnya penghayatan dimensi sosial ibadah karena kekeliruan cara
pandang kita. Tanpa perubahan cara pandang keberagaman, pengentasan kemiskinan
jauh panggang daripada api.
Dimensi
sosial haji mabrur semestinya dapat menjinakkan ego pribadi yang terlalau
mencintai hartanya dibandingkan penghormatan kepada kemanusiaan universal yang
menjadi inti dari ibadah haji, dan itu
harus diamalkan oleh orang yang akan dan telah melakukan ibadah haji .
Yang terakhir, Janganlah berkecil
hati untuk mencapai derajat haji mabrur, meskipun belum mampu
menunaikan ibadah haji. Wa allah a’lam bishshawab. (dwi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar